Friday 16 April 2010

Nama : Dading Ardhiyanto
NIM : F1D009029
Tanggal Penyerahan Makalah : 24 Maret 2010
Dosen Pengampu : Khairu Rojiqien Soebandi, S,sip, M.si, M.A.

KEPRIBADIAN POLITIK ANGGOTA DPR

Kepribadian merupakan hal yang sangat penting dan wajib dimiliki oleh semua orang. Kepribadian yang baik akan membawa dirinya pada suatu keadaan yang baik pula bagi dirinya dan sebaliknya, kepribadian yang buruk yang dimiliki oleh seorang individu akan menghantarkan individu tersebut pada keadaan yang buruk pula. Setidaknya hal tersebut selama ini telah banyak terjadi, walaupun tidak semua hal tadi itu dapat dipastikan kebenarannya. Tetapi hal tersebut setidaknya selama ini telah tertanam pada diri masyarakat pada umumnya, sehingga mereka berlomba-lomba untuk mendidik anak mereka agar berkepribadian baik. Walaupun pada proses tersebut sering terjadi hal-hal yang kurang diharapkan oleh para orang tua dan tidak sedikit terjadi penyimpangan yang mengakibatkan terbentuknya kepribadian yang buruk bagi anak mereka dikemudian hari.
Kepribadian terkadang juga dapat berubah ketika seseorang duduk pada posisi tertentu yang menuntut dirinya agar melenceng dari sifat aslinya. Hal demikian dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks. Dapat diambil contoh disini yaitu seseorang yang ingin menjadi anggota DPR rela merubah prilakunya, baik dari penampilan hingga tutur katanya demi meraih simpati masyarakat dalam rangka pencalonannya tersebut. Padahal sebelum ia memutuskan untuk mencalonkan dirinya, hal tersebut sangat jarang dilakukannya di kehidupan sehari-hari dan bagi orang yang mengetahui akan hal tersebut menganggap perilaku dadakan tersebut sebagai suatu hal yang munafik karena tidak mencerminkan perilaku sesungguhnya. Namun, sisi positif yang dapat diperoleh calon tadi yaitu dengan menjadikan dirinya dikenal oleh masyarakat yang akan memilihnya sebagai pribadi yang bernilai plus dan potensi untuk memenangkan pemilihan terbuka lebar.
Dengan adanya dinamika tersebut, tidak ayal ketika para wakil rakyat yang telah dipilih oleh masyarakatnya ketika telah duduk di kursi parlemen, mereka dengan sangat cepat kembali ke pribadi sesungguhnya, dan atau malah cenderung lebih ekstrimis dari pribadi aslinya karena adanya jabatan yang telah dimilikinya. Sehingga ia merasa perlu untuk merubah kepribadian atau perilakunya agar dalam pelaksanaan tugasnya dapat lebih disegani oleh orang atau malah juga ingin menjadi seseorang yang tampil beda. Akan tetapi ada pula yang cenderung mempertahankan pribadinya yang positif dan mengurangi hal yang negative. Hal tersebut dapat ditinjau dari pendekatan psikobiografi yang mengasumsikan bahwa orang mempertahankan karakteristik psikologisnya agar ia memiliki pengaruh bermakna terhadap kejadian dan hasil dalam dunia nyata (Houghton, 2009). Dengan analisis psikobiografi, unsur kepribadian yang indikasinya ditemukan pada saat ia masih menjadi seorang calon anggota DPR dan ketika dirinya telah menjadi anggota DPR, itu dirangkai agar konsisten dan koheren dengan teori.

No comments:

Post a Comment